Laman

Minggu, 28 Desember 2008

Menggeliat di Tengah CD Bajakan

Peredaran film dalam bentuk kepingan cakram padat bajakan telah menguasai pasar secara nasional. Bahkan, dari 9 juta film yang beredar sepanjang 2005, sekitar 92 persennya bajakan dan bertambah setiap tahunnya. Maraknya produk bajakan dengan harga lebih murah ketimbang yang asli ini, memicu jumlah peminat yang makin banyak.

Di tengah gempuran cd-cd bajakan, Wirawan Hartawan justru membuka Odiva, usaha penyewaan film dalam bentuk kepingan cakram padat original. Odiva pertama kali dirintis pada tahun 1997. Wirawan mengakui, tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah cd bajakan.

Namun, kala itu Wirawan tetap optimis usahanya akan mulus. "Toh, tidak sedikit juga yang memilih cd original. Cuma bayar Rp 4.000 bisa nonton dengan kualitas yang bagus," kata Wirawan kepada Kompas.Com.

Wirawan yang juga pemilik Disc Tarra ini memilih jalur franchise untuk mengembangkan usahanya. Menurutnya, franchise lebih menguntungkan dibanding membuka cabang. "Kalau membuka cabang kan belum tentu dia bisa sebagus pusatnya. Tapi kalau franchise, dia kenceng sendiri," ujarnya.

Saat ini, jumlah pembeli hak waralaba (franchisee) Odiva sudah mencapai 120, dan tersebar seluruh Indonesia, termasuk Makassar, Jayapura, Pare-Pare, Bontang, Kalimantan, dan sebagainya.

Wirawan mengatakan membangun bisnis Odiva lewat franchise terbilang cukup sulit. Sebagian orang menganggapnya bisnis pinggiran yang hanya menyewakan CD dengan harga Rp 4.000-an. Sehingga ketika difranchisekan, banyak orang ragu untuk membeli hak waralaba. "Siapa yang tahu Odiva. Orang melihatnya cuma bisnis sewa CD Rp 4.000 perak," kata Wirawan.

Belum lagi harus menghadapi beberapa franchisee yang nakal dan tidak mau mengikuti peraturan dari franchisor. "Kalau boleh jujur, menghadapi franchisee yang nakal cukup makan hati," tuturnya.

Menurut Wirawan, franchisee tersebut tidak mau mengikuti aturan yang ditetapkan, tetapi justru rewel dan banyak mengeluh. Karena itu, sekarang Wirawan hanya mau concern terhadap calon franchisee yang benar-benar mau serius dan fokus terhadap bisnis. Wirawan juga membangun relationship antara franchisee dan franchisor Odiva seperti sebuah keluarga besar. "Kami bisa elu-gue, bahkan seperti saudara," ujarnya.

Dia juga selalu menyempatkan tiga hari dalam seminggu untuk berkumpul, berdialog dan makan bersama dengan para franchiseenya. Dengan begitu, komunikasi terus berjalan antara kedua belah pihak dan menjaga faktor kepercayaan.Hasilnya, semakin banyak pembeli hak sewa Odiva.

Selain Disc Tarra dan Odiva, Wirawan juga mempunyai usaha rumah makan Jepang, Goiza. Wirawan berangan-angan juga akan mengembangkan Goiza dengan jalur franchise. "Tahun depan saya juga akan franchise-kan Goiza," kata Wirawan. Saat ini, Goiza memiliki 8 cabang yang tersebar di mall Jakarta.(sumber : kompas)

Tidak ada komentar: