Laman

Jumat, 14 November 2008

Laba Terhampar dari Sajadah Motif Kartun

Sejenak, rumah berlantai dua di kawasan Cinere tampak biasa saja. Tapi siapa sangka diantara ketenangan dan kesejukan griya mungil itu seorang wanita cantik terlihat terampil mengubah kain perca menjadi sajadah cantik.

Angelique Octaviana Aveling, wanita itu, awalnya hanya memenuhi ketidakpuasan anaknya terhadap sajadah yang tampak biasa. Lantas, ia berinisiatif membuat sajadah sesuai keinginan sang anak."Anak kecilkan sukanya ada gambar kartun," ceritanya.

Kebetulan, sang anak juga bisa menggambar. "Dari situ, saya lantas bikin pola dan mal-malnya. Lalu, saya tempel dikain alas, karena saya tidak bisa menjahit, saya minta tukang jahit mengerjakan jahita," kata perempuan berhidung mancung ini. Sajadah unik ini membuat anak Angelique puas dan senang. Teman-teman sekolah anaknya belakangan minta ikut dibuatkan sajadah serupa.

Lantaran semakin banyak peminat, mulai April 2007, Angelique memutuskan membisniskan sajadah bermotif kartun khusus anak ini. Ia memberinya daganga label Lolipop Kid's Ware. "Banyak yang berminat karena beda dari biasanya. Sampai sekarang saya kewalahan memenuhi pesanan," ujarnya.

Maklum, mantan sekretaris di perusahaan minyak ini masih membuat sajadah secara manual. Jadi butuh waktu lama menyelesaikan setiap pesanan.

Toh, rintisan usahanya itu sudah menampakan hasil. Pesanan sajadah terus berdatangan. "Hasilnya belum seberapa memang. Modal awal saya waktu itu cuma Rp 3 juta," ungkapnya merendah.

Kini, Angelique dan dua karyawannya menargetkan membuat delapan sajadah berbagai ukuran per hari. Produk ini untuk memenuhi pesanan ke sejumlah agen. Ia misalnya memasok empat lusin ke Surabaya dan Semarang, serta masing-masing tiga lusin ke Bandung dan Kalimantan.

Angelique mengaku memproduksi tiga ukuran sajadah dengan harga jual mulai dari 100 ribu sampai Rp 200 ribu. "Marjin pendapatan minimal 50% dari biaya produksi. Kalau kurang dari itu, saya ,mendingan tutup,"candanya.

Angelique mengaku tak terlalu bernafsu membesarkan usahanya. "Saya masih mau mengawasi kedua anak perempuan saya yang masih kecil. Nanti kalau usaha ini besar, saya malah tidak ada waktu lagi buat mereka," katanya.

Selain memenuhi permintaan dalam negeri, Angelique pun sudah mulai mendapat pesanan juga dari marika Serikat dan Filipina. Cuma, ia memutuskan menunda pengiriman lantaran terpentok biaya pengiriman. "Jumlah produksi barangku kan masih kecil. Sekali mengirim paling berat 50 kg," kata lulusan Universitas Indonesia ini.

Terkendala bahan baku

Angelique menjelaskan, salah satu kendala usaha ini soal harga bahan baku berupa kain. Susah mencari kain murah. Kain katun sebagai bahan dasar alas, harganya sudah naik. Penjualnya bilang, kainnya masih impor, jadi mahal. Saya ingung, buatan lokal pada ke mana ya?" sesalnya. Untuk gambar-gambar aplikasi, Angelique menggunakan kain perca yang dipasok penjahitnya.

Bila Anda ingin membuka usaha serupa,Angelique menyarankan anda bermodal utama ketelatenan, kesabaran, dan jaringan yang luas. Kunci keberhasilan bisnis ini, menurutnya, tergantung aplikasi gambar pada sajadah.

Biasanya, warnya harus ceria dan sangat kontras lantaran cukup disukai anak-anak. Motif hiasan aplikasinya mulai dari kelinci, ayam, capung, bunga, matahari, mobil, kapal, sampai pesawat. Berawal dari memiliki sajad ceria ini, Angelique berharap, anak-anak semakin rajin beribadah. (Sumber : KOntan Daily)

telpon : 021-7545804

Tidak ada komentar: