Laman

Senin, 03 November 2008

Semerbak laba dari bisnis salon plus spa

Memanjakan diri di salon dan spa kini sudah menjadi kebutuhan perempuan. Setelah berkutat dengan rutinitas yang melelahkan, merawat tubuh di salon dan spa menjadi pilihan tepat ,melepaskan penat. Mulai dari pedicure, manicure, sampai berendam di Jacuzzi.
Terang saja, bisnis salon plus spa mulai semakin marak menjawab permintaan pasar yang cukup tinggi tersebut. Begitu pula yang ada di benak Imansyah Sutrisno saat memutuskan membuka salon & spa bernama “SS” Wulandari di kota tempat tinggalnya, Yogyakarta.

Sutrisno melihat, saat ini masyarakat perkotaan sudah begitu peduli pada penampilan dan kesehatan tubuh. Merawat tubuh setelah menjalankan aktifitas sehari-hari bukan kegiatan yang langka lagi.”Mereka tidak segan-segan mengghabiskan waktu seharian dan menyisihkan uang untuk pergi ke salon dan spa” ujar sutris, panggilan akrab sutrisno.

Nah, dengan bekal pengalamannya selama tiga tahun di bisnis salon & spa ini, Sutris akhirnya memantapkan diri menawarkan kemitraan pada Juni 2008. Tiga bulan sejak menawarkan kemitraan, dua salon milik mitranya sudah akan beroperasi di dua lokasi di Jakarta. “Di dua cabang ini, kami menerapkan konsep baru, yaitu menyulap rumah tua menjadi tempat usaha.” Ungkap Sutris.

Tapi, Sutris menetapkan persyaratan mendirikan cabang “SS” Wulandari. Yaitu, luas tempat yang disiapkan mitra minimal 150 meter persegi, dengan kapasitas enam ruangan untuk aktifitas salon, lulur, dan spa.

Selain itu, mitra harus membayar Rp 35 juta untuk lisensi merk selama lima tahun. Dengan membayar uang tersebut mitra akan menikmati fasilitas berupa prosedur standar operasiional, software standar keuangan, standarisasi disain interior, dan paket perawatan. “Tapi, itu belum termasuk biaya pelatihan, perlenkapan dan renovasi bangunan.

Bahan Racikan Sendiri

Namun, soal lokasi, Sutris menyarankan agar calon mitra memiliki bagunan sendiri agar usaha lebih terjamin. Kalaupun harus menyewa minimal lima tahun. “Sebab, untuk renovasi bangunan butuh dana besar’” tuturnya.

Selain tempat, mitra harus mempersiapkan bahan baku mulai dari aneka macam lulur sampai perlengkapan salon dan spa lain. Bahan baku dan item lain itu harus dibeli mitra dari kantor pusat anatara Rp 4 juta hingga Rp 6 juta perbulan.

Dengan tariff jasa salon & spa mulai dari Rp 15.000 jasa potong rambut hingga paket pra nikah sekitar Rp 500.000, Sutris mengaku salonbisa dapat omzet sekitar 30 juta per bulan. Dari omzet itu, mitra membayar royalty fee sebesar 5 %.

Setelah menghitung pengeluaran bahan baku, sewa, gaji pegawai, dan kompponen biaya lain, pendapatan bersih satu gerai salon & spa “SS” Wulandari mencapai Rp 8,5 juta sebulan. Dengan keuntungan itu, Sutris yakin mitra bisa balik modal dalam 2 tahun.

Sutris tidak khawatir pada persaingan. Agar focus, ia hanya membatasi konsumen khusus wanita. Selain itu, ia memiliki metode dan ramuan salon & spa hasil racikan sendiri. “Kami hanya menyalurkan produk itu ke cabang dan mitra saja,” ujarnya. (sumber :kontan daily)
Telpon : (0274) 871025

1 komentar:

Anonim mengatakan...

from http://dunia-pijat.blogspot.com/ ...bisnis salon emang menjanjikan.....apalagi kl plus....hehehheh