Laman

Rabu, 23 September 2015

Bisnis Drone untuk selfie dan welfie

Sejalan dengan fenomena tren memotret diri sendiri alias selfie atau bersama kawan (wefie), kini bisnis penyewaan drone kamera semakin menjamur di tanah air. Pelaku usaha menyewakan drone berdasarkan hitungan jam. Dari bisnis ini, penyedia jasa sewa drone bisa meraup omzet Rp 10 juta hingga 20 juta per bulan. Namun, kendala terbentang dalam bisnis ini.

Seiring perkembangan teknologi, tren memotret diri sendiri (selfie) maupun bersama (wefie) melalui kamera digital atau kamera telepon tengah digandrungi berbagai kalangan di Indonesia. Kini, selain menggunakan tongkat narsis (tongsis), foto selfie dan wefie dilakukan lewat alat teknologi bernama drone.
http://supplier.id/?join=716
Drone adalah sebuah mesin terbang tanpa awak yang dilengkapi kamera dan dikendalikan jarak jauh dengan menggunakan remote control. Bagi penggemar selfie dan wefie, menggunakan drone hasil gambarnya akan lebih luas dari penggunaan alat tongsis.
Sejalan dengan tren selfi dan wefie tersebut, kini bisnis jasa persewaan drone semakin menjamur. Salah satu pelaku usaha yang menawarkan jasa sewa drone adalah Afron MT dari Tangerang Selatan, Banten.
Afron menyediakan jasa sewa drone sejak Mei 2015. Ia mengaku terjun ke bisnis penyewaan drone dipicu hobi fotografi. Selain itu, Afron yang bekerja sebagai konsultan keuangan ini, pernah diminta seorang kliennya untuk menyediakan drone untuk kebutuhan presentasi kerjanya. “Dari situlah saya berkecimpung menjalankan bisnis sewa drone,” ujarnya.
Ia menawarkan sewa drone melalui media sosial dan di website www.sewadroneindonesia.com. Afron menyewakan drone dengan hitungan jam. Untuk sewa drone 2 jam-4 jam, ia membanderol tarif Rp 2,5 juta. Untuk selama 4 jam-6 jam Rp 5 juta.
Pelanggan Afron berasal dari pekerja dan profesional di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur hingga Sumatra. “Sebagian besar pelanggan dari pengusaha properti atau event organizer,” katanya. Kini, dalam sebulan, Afron mengaku bisa meraup omzet berkisar Rp 10 juta-Rp 20 juta dari penyewaan drone.
Meski begitu, Afron mengaku mengalami kendala bisnis. Kendala utamanya adalah banyaknya menara provider telekomunikasi yang bisa mempengaruhi jarak terbang pesawat drone.
Pelaku usaha lainnya yang menjaring fulus dari bisnis persewaan drone adalah Yanuarudin. Ia telah menyediakan jasa sewa drone sejak Januari 2014. Untuk menjaring pelanggan, Yanuarudin juga mempromosikan bisnisnya lewat media sosial.
Saat ini, Yanuarudin telah banyak melayani permintaan sewa drone dari berbagai kalangan. Mulai dari perguruan tinggi swasta, perusahaan properti, hingga instansi pemerintah seperti Kementerian Pertahanan Indonesia.
Yanuarudin membanderol harga sewa drone hitungan per hari atau selama delapan jam Rp 2,5 juta-Rp 3,5 juta. Dari bisnis ini, ia mengaku bisa mengalap omzet berkisar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per bulan.
Yanuarudin juga mengaku menemui kendala dalam bisnis ini. Salah satunya pengurusan izin pengoperasian drone. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 90 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pengoperasian drone, drone tak boleh terbang di ketinggian lebih dari 150 meter. Aturan ini menghambat bisnis persewaan drone.

sumber : tribunnews.com

Tidak ada komentar: