Laman

Minggu, 26 Oktober 2008

Bisnis Keblinger Burger Blenger

Burger dan hot dog di kedai Erik ini tampil dalam porsi besar dan olesan mayonnaise yang terbilang generous. Rasa burgernya pas untuk lidah orang Indonesia, tak heran jika banyak lidah rela keblinger Burger Blenger ini. Coba tengok. Kios yang dominan warna hitam, abu-abu, dan merah di sudut Jalan Lamandau IV, Jakarta Selatan, itu tak pernah sepi beraktivitas. (baca : Jualan siomay pakai bumbu siap saji )

Empat orang pria berkaus hitam-hitam, yang menjadi penghuni tetap dapur, nyaris tak pernah diam. Burger Blenger, Grill Burger dan Chili Dog. Tulisan itu terpampang jelas dalam papan berwarna merah, tepat di atas sebuah dapur mungil berukuran 15 m2. Di depan kios tersebut tampak empat buah payung taman yang masing-masing menaungi satu set meja kursi taman. Di dapur terdapat panggangan yang berukuran sedang, dua buah microwave, serta lemari pendingin yang besar.

Meski hanya sebuah penjaja burger di pinggir jalan, kedai itu hampir tak pernah sepi. Dari pukul 13.00 hingga 21.00 pengunjungnya terus berdatangan. Ada yang bersantap di kedai itu. Tapi, lantaran tempatnya terbatas, banyak pula yang menenteng bungkusan styrofoam berisi burger atau hot dog. Kalau diamati, pembelinya pun beragam. Ada anak-anak ABG yang tampil trendi, lalu orang-orang muda yang baru pulang kerja, eh... terselip pula dua orang lanjut usia mengantre di depan kasir. Lantaran terbilang kedai pinggir jalan, tata cara makan burger di sini sedikit beda. (baca : Jualan siomay pakai bumbu siap saji )

Pengunjung yang datang harus langsung memesan. Setelah membayar, barulah pesanan tersebut dibuat. Tamu yang banyak membuat pekerja di Burger Blenger beraksi dengan cekatan. Mula-mula mereka menata kemasan styrofoam di atas meja. Lalu di dalamnya diisi dengan burger bun atau hot dog bun, sembari menunggu daging yang dibakar lebih dulu. Mereka juga membubuhkan sayuran serta mayonnaise dalam takaran yang banyak.

Setelah menambahkan daging, styrofoam berisi burger atau hot dog itu dimasukkan ke dalam microwave, agar bumbunya meresap dan bun-nya tambah nikmat. Nah, jika baru pertama kali mampir ke Burger Blenger, tak perlu bingung memilih menu. Di sini cuma ada empat menu makanan, yakni cheese burger, beef burger, chili dog, dan cheesy dog. "Ini semua resep kreatif saya," ujar Erik Kadarman, si pemilik kedai. Selain di Lamandau, Burger Blenger juga mempunyai cabang di Bintaro dan Tulodong House bilangan Senopati. Menu favorit di sini adalah cheese burger. (baca : Jualan siomay pakai bumbu siap saji )

Satu porsi cheese burger ala Burger Blenger ini memang benar-benar bikin mblenger kekenyangan. Pasalnya, menurut Erik, ia memakai bun dengan bobot 85 gram, serta daging burger yang beratnya 100 gram. "Tapi, ketika dipanggang, bobot daging akan berkurang karena kandungan air hilang dan lemaknya mencair," jelasnya. Bun dan daging racikan sendiriSelain ukurannya heboh, sayuran dalam cheese burger bikinan Erik tampak agak berbeda. Timunnya adalah kyuri atau timun jepang segar, bukan timun yang diasinkan. Pasalnya, "Lidah Indonesia tidak begitu suka timun asin," alasannya. Ia juga menggunakan letuce dan bukan selada air atau selada keriting, agar jika digigit terasa lebih crispy.Erik juga royal membubuhkan mayonnaise dalam porsi menunya. Harganya di pasaran memang selangit.(baca : Jualan siomay pakai bumbu siap saji )

Tapi, Erik tak merasa terganggu dan rugi lantaran dia bikin mayonnaise sendiri. Itu sebabnya, ia dengan murah hati bisa membubuhkan mayonnaise dalam takaran yang besar. Maklum, "Burger dan hot dog begini, kunci rasanya ada di mayonnaise," papar Erik. Tak tahunya, selain mayonnaise-nya home made, Erik juga membuat sendiri bun, burger, dan sosis untuk kedainya ini. Awalnya dulu Erik mempunyai pemasok roti. Ia juga biasa membeli sosis di pasaran. Tapi, "Sosis itu rasanya biasa," jelas Erik.

Lantas, Erik yang hobi masak itu pun mencoba-coba resep sosis sendiri dan sukses. Jadi, jangan heran jika ukuran sosis untuk cheesy dog terbilang gede. Sebagai pembuat sosis, Erik bebas-bebas saja menentukan sendiri ukuran sosisnya. Dalam sebulan, Erik membutuhkan 1,5 ton daging sapi impor dari Selandia Baru untuk diolah menjadi burger dan sosis. Begitu pun dengan bun atau roti untuk burger dan hot dog. Setelah kedainya mulai ramai, Erik mengaku terdorong membuat bun sendiri. Setiap hari kedai Bugger Blenger ini buka dari pukul 13.00 hingga pukul 21.00. (baca : Jualan siomay pakai bumbu siap saji )

Tapi, selama waktu itu pula kedainya tak pernah terlihat sepi. Para pembelinya menyerbu menu bikinan Erik. Sepotong cheese burger dan cheesy dog harganya Rp 9.500, sedangkan beef burger serta chili dog harganya Rp 8.000 untuk tiap porsi. Untuk minumannya, ada juice strawberry segar yang dibanderol dengan harga Rp 7.000 per gelas. +++++Sama-Sama Berakhiran ErKalau melihat porsi burger yang disajikan Erik, pastilah langsung tebersit rasa kenyang yang mantap. Malah, ada yang sampai mblenger kekenyangan jika kapasitas perutnya kecil. Sebenarnya, label Burger Blenger ditemukan Erik dengan tak sengaja. Dulu ia mengaku bingung memberi nama kedainya. "Pokoknya saya ingin kasih nama yang sama-sama berawalan B dan berakhiran Er," papar Erik. (baca : Jualan siomay pakai bumbu siap saji )

Lantas, ia menemukan kata blenger. Kebetulan saja, kata itu cocok dengan penampilan burger Erik. "Begitu gigitan terakhir benar-benar langsung masuk dan kenyang," sambungnya sambil tertawa. Resep dari BrowsingErik Kadarman, pemilik Burger Blenger, mengaku berhobi masak sejak masih SMP. Lelaki berusia 32 tahun ini menceritakan hal itu sambil tertawa lebar. "Kalau teman lain bacanya Hai, waktu itu saya sibuk menggunting resep di Majalah Kartini," cetus ayah satu anak ini. Kendati punya hobi masak, Burger Blenger merupakan usaha makanan pertama yang dirintis Erik. Awalnya, ia bekerja sebagai karyawan salah satu perusahaan Bakrie. Tapi, Erik memang bercita-cita punya usaha sendiri.

Setelah berpikir lama, Erik memilih berjualan burger. Pasalnya, di Amerika, kedai burger banyak bertebaran di setiap sudut. Orang Indonesia juga suka burger, karena makanan ini sudah lazim dijajakan dengan sepeda genjot keluar masuk kampung. Erik ingin berjualan burger di lapak pinggir jalan, bukan di mal atau pusat perbelanjaan. Tujuannya agar orang yang membeli tak perlu repot parkir dan merasa harus berpakaian bagus. "Santai saja. Orang beli bisa langsung dimakan di tempat, di mobil, atau dibawa pulang," kata Erik. (baca : Jualan siomay pakai bumbu siap saji )

Karena itu, Erik mencari lokasi yang komunitasnya sudah terbentuk, hal yang ia dapatkan di sudut Lamandau IV ini. Kedai burger Erik berdiri pertama kali pada bulan Juli 2004. Ia hanya menggunakan satu gerai kecil dan paling-paling laku 10 porsi tiap hari. Barangkali lantaran merasa cocok, banyak orang menyambangi kedai Erik. Pelan-pelan, jumlah menu yang terjual mencapai 300 porsi. Sekarang, jumlah itu tentu sudah berkali lipat lagi. Setelah kedainya makin laku, Erik yang lantas keluar dari kantornya ini, makin terdorong menambah cita rasa masakannya. (baca : Jualan siomay pakai bumbu siap saji )

Ia lalu membuat sosis dan bun sendiri. Ia mengaku mencari resep sosis lewat search engine di internet. "Tinggal ketik sausage dan recipe, langsung muncul resep sosis dalam banyak bahasa," ujarnya sambil tertawa. Erik mengambil satu resep dari Jerman, yang terkenal dengan kelezatan sosisnya, lantas diaplikasikan untuk chili dog dan cheesy dog ala Burger Blenger. Mau coba? Burger Blenger~ Jl. Lamandau IV Kebayoran Baru, Jakarta Selatan~ Area Parkir Raja Soto, Bintaro, Jakarta Selatan~Tulodong House, Jl. Senopati, Jakarta Selatan (baca : Jualan siomay pakai bumbu siap saji )

Tidak ada komentar: